Home » ESAI DAN OPINI » DIMANA PERAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN GENERASI TANGGUH?

DIMANA PERAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN GENERASI TANGGUH?

admin 01 Apr 2025 44

By: Nurul Widya Yolanda Nst,  Nur Aisyah Putri

Pendidikan selalu menjadi fondasi utama dalam membangun peradaban manusia. Ia diyakini sebagai kunci untuk membuka pintu kemajuan suatu bangsa. Namun, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, muncul pertanyaan besar: apakah pendidikan kita sudah benar-benar menciptakan generasi yang tangguh, atau hanya menghasilkan lulusan yang sekadar menghafal teori dan berburu nilai?

Faktanya, banyak lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang terlihat bingung ketika memasuki dunia nyata. Mereka mungkin lulus dengan predikat cum laude, namun mudah menyerah saat menghadapi tekanan pekerjaan, ketatnya persaingan, dan ketidakpastian masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan akademik saja tidak cukup. Dunia hari ini, bahkan masa depan, membutuhkan manusia yang memiliki ketangguhan mental, keterampilan hidup, serta kemampuan untuk terus beradaptasi (Santrock, 2011).

Sayangnya, sistem pendidikan kita masih terlalu fokus pada pencapaian akademis semata. Pendidikan seringkali diartikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan yang hanya berorientasi pada nilai ujian atau gelar, bukan pembentukan karakter (Kemendikbud, 2017). Akibatnya, siswa dan mahasiswa lebih banyak menghafal materi ketimbang belajar menyelesaikan masalah nyata yang kelak mereka hadapi dalam hidup.

Perluasan Peran Pendidikan

Di sinilah peran pendidikan seharusnya lebih diperluas. Sekolah dan perguruan tinggi tidak lagi cukup menjadi tempat belajar teori. Pendidikan harus menjadi ruang aman untuk menempa karakter, membangun ketangguhan, dan melatih keterampilan hidup (life skills).

Negara-negara maju seperti Finlandia telah lama menerapkan sistem pendidikan berbasis pengalaman. Mahasiswa di sana dilatih untuk menghadapi kegagalan, memimpin proyek nyata, dan membuat keputusan penting. Proses belajar tidak hanya terjadi di kelas, melainkan di dunia nyata yang sesungguhnya jauh lebih menantang (Sahlberg, 2015).

Sebaliknya, di Indonesia, pendekatan seperti ini masih belum maksimal. Kurikulum lebih banyak mengejar capaian kognitif daripada membentuk manusia yang resilien dan adaptif. Padahal, pengalaman gagal, bangkit kembali, dan belajar dari kesalahan adalah proses penting dalam membangun karakter tangguh (Sugihartono, dkk., 2010).

Lihatlah bagaimana negara seperti Jepang, misalnya, yang sejak dini mengajarkan anak-anaknya untuk disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pendidikan karakter dan sikap mental menjadi bagian dari sistem pendidikan mereka, sehingga menghasilkan individu yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan (Japan Foundation, 2013).

Saran

  1. Revisi Kurikulum Pendidikan

Pemerintah bersama lembaga pendidikan perlu merancang kurikulum yang menyeimbangkan antara pembelajaran akademik dan penguatan karakter (Kemendikbud, 2017). Materi tentang keterampilan hidup, pengembangan emosi, dan manajemen diri harus dimasukkan ke dalam sistem pembelajaran formal.

  1. Memberi Ruang untuk Pengalaman Nyata

Sekolah dan kampus harus memberi ruang lebih luas untuk program magang, proyek sosial, kewirausahaan, serta kegiatan berbasis komunitas. Pengalaman-pengalaman tersebut akan membiasakan peserta didik menghadapi masalah riil, bukan hanya menjawab soal-soal ujian (UNESCO, 2015).

  1. Membiasakan Budaya Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Pendidikan harus mendorong siswa dan mahasiswa untuk berani mencoba dan menghadapi kegagalan tanpa takut disalahkan. Proses pembelajaran harus mengutamakan nilai dari pengalaman dan perjalanan, bukan hanya nilai angka di atas kertas (Nasution, 2021).

  1. Peran Guru dan Dosen sebagai Mentor

Pendidik bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing (mentor). Mereka berperan penting membentuk karakter, mendampingi proses tumbuh kembang peserta didik, serta menciptakan suasana belajar yang aman dan inklusif (Lickona, 2012).

Kesimpulan

Generasi tangguh tidak lahir dari sistem pendidikan yang hanya mengejar nilai akademik. Mereka tumbuh dari lingkungan belajar yang memberi ruang untuk gagal, berkembang, dan menemukan kekuatan diri. Dunia semakin penuh tantangan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara mental, emosional, dan sosial.

Pendidikan masa depan bukan sekadar mencetak sarjana, melainkan membentuk pribadi yang siap menghadapi kerasnya realitas kehidupan. Sudah saatnya semua elemen pendidikan, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua, bersama-sama melakukan transformasi pendidikan. Harapan kita adalah menciptakan generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga tangguh, berdaya saing global, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
MEMAHAMI PUISI ANAK DAN PENGAJARANNYA

admin

26 Jun 2025

By: Sofi Ayu H               Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD)diarahkan terutama pada proses pemberian  pengalaman bersastra.siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna . …

APRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

admin

25 Jun 2025

By: Erika Ramadhani Siregar            Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, …

MENAKAR KUALITAS DAN RELEVANSI DALAM PEMBELAJARAN

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Buku teks adalah komponen utama dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Sebagai sumber dan referensi utama untuk siswa dan guru, kualitas buku teks dan relevansi harus terus dinilai untuk memenuhi pengembangan sains dan kurikulum. Bisakah buku teks yang saat ini digunakan benar-benar menjawab tantangan pendidikan modern? Tinjauan kritis …

WASPADAI HUJAN LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DAN BANJIR DI SUMUT

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Sumatera Utara baru-baru ini mengalami hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kota wisata Parapat, misalnya, diterjang banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025, akibat hujan deras yang menyebabkan air bercampur lumpur mengalir dari perbukitan Bangun Dolok ke pusat kota, merendam Terminal Sosor Saba dan …

KRISIS KESEHATAN MENTAL REMAJA DI ERA DIGITAL SERTA TANTANGAN DAN SOLUSINYA

admin

04 Apr 2025

By: Vira Aulia, Aridha Silfani Kesehatan mental di kalangan remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Contoh nyata adalah kasus menyedihkan seorang mahasiswa UGM yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa ada keadaan darurat kesehatan mental di antara remaja di Indonesia. Bunuh diri merupakan penyebab …

MAKAN BERGIZI GRATIS APAKAH INI LANGKAH YANG TEPAT UNTUK MENGATASI STUNTING?

admin

04 Apr 2025

By: Indah Syapriani, Dela Putriana, Grcae Stefani Br. Sembiring. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan harapan baru bagi pembangunan nasional dengan menetapkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) untuk periode 2025-2029. Salah satu program utama yang diusung adalah program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi. …