Home » ESAI DAN OPINI » MENGAKHIRI BULLYING DENGAN SOSIALISASI: HARAPAN ATAU ILUSI?

MENGAKHIRI BULLYING DENGAN SOSIALISASI: HARAPAN ATAU ILUSI?

admin 01 Apr 2025 43

By: Della Frice Br Manurung, Ana Theresia Br Sitepu, Dhea Ayuanda

Kasus perundungan (bullying) di lingkungan sekolah masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi hingga saat ini. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), angka kasus bullying terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun berbagai upaya edukasi dan sosialisasi telah dilakukan, seperti kampanye anti-bullying di sejumlah sekolah, termasuk SMA 1, SMA 2, dan SD di Balikpapan, kenyataannya tindakan perundungan masih marak terjadi. Fakta ini membuktikan bahwa edukasi saja tidak cukup untuk menghentikan perilaku bullying di kalangan generasi muda. Lalu, apa yang sebenarnya menjadi akar masalah dari perundungan ini? Dan langkah apa yang harus diambil untuk benar-benar mengatasi permasalahan ini?

Sering kali, penyebab bullying hanya dikaitkan dengan kurangnya edukasi tentang dampaknya. Padahal, akar masalahnya lebih kompleks dan berhubungan dengan sistem nilai yang dianut oleh generasi saat ini.

Salah satu faktor yang berkontribusi adalah berkembangnya nilai-nilai sekuler yang menempatkan kebebasan individu sebagai asas utama dalam berpikir dan bertindak. Ketika kebebasan ini tidak diiringi dengan tanggung jawab sosial dan moral, maka dapat muncul perilaku yang merugikan orang lain, termasuk bullying.

Sekulerisme (paham yang memisahkan agama dalam kehidupan) yang menitikberatkan kebebasan tanpa batas terkadang membuat individu merasa berhak melakukan apa pun yang diinginkan, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terhadap orang lain. Nilai seperti empati, kepedulian, dan kebersamaan menjadi terpinggirkan, sementara individualisme semakin menguat. Dalam lingkungan seperti ini, bullying tidak lagi dianggap sebagai pelanggaran moral yang serius, tetapi sering kali dilihat sebagai sekadar ekspresi kebebasan pribadi.

Selain itu, orientasi sistem pendidikan yang lebih menitikberatkan pada prestasi akademik dibandingkan penguatan karakter turut berkontribusi pada munculnya perilaku bullying. Ketika siswa tidak dibekali dengan nilai-nilai moral, empati, dan rasa hormat terhadap sesama, mereka cenderung lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan yang membenarkan tindakan kekerasan dan merendahkan orang lain.

Tak hanya itu, peran keluarga juga menjadi faktor penting dalam membentuk perilaku anak. Namun, dalam banyak kasus, orang tua yang terlalu sibuk bekerja sering kali kurang memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan moral dan karakter anak sejak dini. Akibatnya, anak tumbuh tanpa bimbingan yang cukup dalam memahami nilai-nilai benar dan salah. Kurangnya pengawasan dan keterlibatan orang tua membuat anak lebih rentan terpengaruh oleh Lingkungan yang negatif, kemudia diperparah dengan budaya sekuler yang mendominasi, semakin memperkuat perilaku bullying sebagai sesuatu yang biasa dan bahkan dianggap sebagai bentuk eksistensi diri.

Fakta lain yang mengkhawatirkan adalah bahwa upaya penanggulangan bullying masih terkendala oleh lemahnya perangkat hukum serta minimnya peran masyarakat dalam membangun lingkungan yang aman dan suportif. Regulasi yang ada sering kali belum mampu memberikan perlindungan maksimal bagi korban maupun efek jera bagi pelaku. Selain itu, kurangnya kesadaran sosial dan budaya permisif yang justru menormalisasi tindakan kekerasan semakin memperburuk situasi. Jika penegakan hukum tidak diperkuat dan kesadaran kolektif masyarakat tidak ditingkatkan, maka bullying akan terus menjadi masalah yang sulit diatasi di berbagai lingkungan, termasuk di luar sekolah.

Solusinnya

Dalam mengatasi masalah bullying, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan menyeluruh, baik dari aspek keluarga, hukum, maupun peran masyarakat.

Pertama, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak sejak dini. keluarga punya peran dalam memastikan lingkungan sosial yang sehat bagi generasi. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai akhlak sejak dini, membentuk karakter anak dengan pemahaman yang benar tentang adab dan interaksi sosial. Pendidikan berbasis nilai Islam harus menjadi pondasi utama dalam membangun kepribadian yang kuat, sehingga anak-anak tumbuh dengan kesadaran akan hak dan kewajiban mereka dalam bermasyarakat.

Kedua, sistem hukum yang tegas dan adil sangat diperlukan untuk memberikan efek jera bagi pelaku bullying. Regulasi yang jelas dan sanksi yang tegas akan membuat para pelaku berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Namun, hukuman yang diberikan juga harus bersifat mendidik, agar pelaku memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali berkontribusi positif di lingkungan sosial.

Selanjutnya, peran media dan institusi pendidikan juga tidak kalah penting. Media harus lebih banyak menyajikan konten-konten edukatif yang membangun kesadaran akan pentingnya menghormati sesama dan menolak kekerasan dalam bentuk apa pun. Di sisi lain, institusi pendidikan perlu menerapkan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan penguatan nilai-nilai moral.

Selain itu, masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan budaya yang menolak segala bentuk kekerasan dan perundungan. Budaya saling peduli, saling menghormati, serta berani menegur ketika melihat tindakan yang salah harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bullying bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi menjadi tanggung jawab kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Pendekatan ini sejalan dengan sistem yang telah diatur secara komprehensif dalam Islam. Dalam Islam, setiap aspek kehidupan telah diatur dengan sempurna, termasuk dalam upaya mencegah dan menanggulangi bullying. Islam menekankan pentingnya peran keluarga dalam menanamkan akhlak mulia, sistem hukum yang adil untuk memberikan efek jera, serta peran masyarakat dalam menjaga amar ma’ruf nahi munkar. Jika semua elemen ini dapat diterapkan secara konsisten, maka perilaku bullying dapat ditekan secara efektif.

Wallahu A’lam bisshowwab.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
MEMAHAMI PUISI ANAK DAN PENGAJARANNYA

admin

26 Jun 2025

By: Sofi Ayu H               Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD)diarahkan terutama pada proses pemberian  pengalaman bersastra.siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna . …

APRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

admin

25 Jun 2025

By: Erika Ramadhani Siregar            Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, …

MENAKAR KUALITAS DAN RELEVANSI DALAM PEMBELAJARAN

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Buku teks adalah komponen utama dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Sebagai sumber dan referensi utama untuk siswa dan guru, kualitas buku teks dan relevansi harus terus dinilai untuk memenuhi pengembangan sains dan kurikulum. Bisakah buku teks yang saat ini digunakan benar-benar menjawab tantangan pendidikan modern? Tinjauan kritis …

WASPADAI HUJAN LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DAN BANJIR DI SUMUT

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Sumatera Utara baru-baru ini mengalami hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kota wisata Parapat, misalnya, diterjang banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025, akibat hujan deras yang menyebabkan air bercampur lumpur mengalir dari perbukitan Bangun Dolok ke pusat kota, merendam Terminal Sosor Saba dan …

KRISIS KESEHATAN MENTAL REMAJA DI ERA DIGITAL SERTA TANTANGAN DAN SOLUSINYA

admin

04 Apr 2025

By: Vira Aulia, Aridha Silfani Kesehatan mental di kalangan remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Contoh nyata adalah kasus menyedihkan seorang mahasiswa UGM yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa ada keadaan darurat kesehatan mental di antara remaja di Indonesia. Bunuh diri merupakan penyebab …

MAKAN BERGIZI GRATIS APAKAH INI LANGKAH YANG TEPAT UNTUK MENGATASI STUNTING?

admin

04 Apr 2025

By: Indah Syapriani, Dela Putriana, Grcae Stefani Br. Sembiring. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan harapan baru bagi pembangunan nasional dengan menetapkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) untuk periode 2025-2029. Salah satu program utama yang diusung adalah program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi. …