Home » ESAI DAN OPINI » PENGABAIAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA DAERAH OLEH GENERASI MUDA

PENGABAIAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA DAERAH OLEH GENERASI MUDA

admin 01 Apr 2025 56

By: Anisa Zahara

Indonesia terkenal dengan kekayaan budayanya yang luar biasa, salah satu aspek yang paling menonjol adalah keberagaman bahasa daerah. Setiap daerah di tanah air ini memiliki bahasa lokal yang menjadi identitas dan ciri khas komunitasnya. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda semakin menurun. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi bangsa. Bahasa daerah adalah salah satu pilar penting yang mendukung kekayaan budaya Indonesia. Seiring dengan kemajuan zaman dan arus globalisasi, penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda semakin terabaikan. Namun, tahukah kamu bahwa seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, bahasa daerah perlahan-lahan mulai memudar, Masyarakat sering kali terjerat dalam gaya hidup di era globalisasi, yang membawa dampak negatif terhadap penggunaan bahasa daerah yang sebenarnya mencerminkan identitas bangsa. Selain itu, masuknya bahasa asing melalui media sosial turut mempercepat proses ini. Bahkan, UNESCO menyebutkan bahwa bahasa daerah di Indonesia mengalami kepunahan setiap 15 hari sekali. Menurut UNESCO, yang tercantum dalam Atlas of the World’s Language in Danger of Disappearing, Indonesia memiliki lebih dari 640 bahasa daerah. Dari jumlah tersebut, sekitar 154 bahasa perlu mendapatkan perhatian khusus. Diantaranya, terdapat sekitar 139 bahasa yang terancam punah dan 15 bahasa yang telah punah. Bahasa-bahasa yang terancam punah dapat ditemukan di berbagai wilayah, seperti Kalimantan dengan 1 bahasa, Maluku memiliki 22 bahasa, sementara Papua Barat dan Kepulauan Halmahera memiliki 67 bahasa. Di Sulawesi terdapat 36 bahasa, di Sumatra ada 2 bahasa, dan Timor-Flores serta Bima-Sumbawa menyumbang 11 bahasa.
Adapun bahasa-bahasa yang telah punah tersebar di Maluku dengan 11 bahasa, di Papua Barat dan Kepulauan Halmahera, Sulawesi, serta Sumatra, masing-masing memiliki 1 bahasa.

         Sebagai Fakta empiris menunjukkan bahwa bahasa daerah masih banyak digunakan di pedesaan dan mulai meredup di daerah perkotaan. Dalam konteks ini, bukan hanya bahasa itu sendiri yang terpinggirkan, melainkan juga munculnya generasi penerus yang enggan menganggap bahasa daerah sebagai bagian dari identitas mereka. Hal ini berpotensi menyebabkan memudarnya penggunaan bahasa daerah di lingkungan perkotaan, yang dapat berujung pada kepunahan bahasa-bahasa tersebut. Minimnya pemakaian bahasa daerah menjadi masalah besar bagi generasi milenial. Dalam konteks ini, bukan hanya bahasa nasional yang terancam, tetapi juga bahasa daerah. Contohnya, kata “jancuk” dalam bahasa Jawa memiliki makna yang cukup kuat. Menurut kamus daring Universitas Gadjah Mada, istilah seperti jancuk, jancok, diancok, cuk, atau cok sering digunakan sebagai umpatan yang mengekspresikan emosi marah atau benci, dengan arti yang merujuk pada kata-kata kasar seperti sialan, kampret, atau berengsek. Hal ini menunjukkan pentingnya untuk membudayakan kembali penggunaan bahasa daerah agar tidak punah.

            Faktor yang menyebabkan Pengabaian Terhadap Penggunaan Bahasa Daerah Oleh Generasi Muda itu bisa saja dari globalisasi dan modernisasi yang memberikan dampak signifikan terhadap pola komunikasi dalam masyarakat, terutama bagi generasi muda yang cenderung lebih sering menggunakan bahasa nasional atau bahasa asing ketimbang bahasa daerah. Selain itu bisa juga dari Pengaruh Teknologi dan Media Massa Konten digital yang beragam di berbagai platform umumnya menggunakan bahasa Indonesia atau Bahasa asing. Hal ini berdampak pada berkurangnya peluang generasi muda untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.

            Keadaan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, mengingat hal tersebut telah dengan jelas dinyatakan dalam amanat Pasal 32 Ayat 2 UUD 1945 mengenai Bahasa daerah yang bunyinya “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional” Oleh sebab itu, penting untuk mengambil berbagai langkah strategis demi menjaga kelestarian bahasa daerah, antara lain:

No Upaya Pelestarian Bahasa Daerah
1 Meningkatkan Pendidikan Bahasa Daerah di Sekolah, Pemerintah perlu memperkuat kurikulum yang mendukung pembelajaran bahasa daerah sejak usia dini agar generasi muda dapat memahami dan menggunakannya dengan baik.
2 Pengembangan konten digital, seperti video, aplikasi, dan pembaruan di media sosial dalam bahasa daerah, berpotensi untuk menarik perhatian generasi muda. Dengan cara ini, bahasa daerah pun dapat lebih relevan dan sejalan dengan perkembangan zaman.
3 Mendorong Penggunaan Bahasa Daerah dalam Keluarga, Diharapkan orang tua dapat menjadikan penggunaan bahasa daerah sebagai kebiasaan dalam komunikasi sehari-hari dengan anak-anak mereka. Dengan demikian, keterampilan berbahasa daerah dapat terus terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
4 Menyelenggarakan Festival dan Lomba Bahasa Daerah, Acara-acara seperti lomba pidato, puisi, dan pertunjukan dalam bahasa daerah akan meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap bahasa mereka. Di samping itu, acara ini juga dapat memperkuat rasa bangga mereka terhadap identitas budaya yang dimiliki.
5 Dukungan antara Pemerintah dan Masyarakat sangat penting. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menyusun kebijakan serta program yang mendukung penggunaan dan pengajaran bahasa daerah secara lebih luas. Dengan demikian, keberadaan bahasa daerah dapat tetap terjaga dan lestari.

Kesimpulan

Pengabaian bahasa daerah oleh generasi muda merupakan tantangan yang signifikan dalam pelestarian budaya Indonesia. Banyak faktor yang berperan dalam hal ini, seperti globalisasi, pengaruh teknologi, dan kebijakan pendidikan, yang semuanya turut menyebabkan menurunnya penggunaan bahasa daerah. Oleh karena itu,diperlukan beragam upaya untuk menjaga keberadaan bahasa daerah, seperti peningkatan kualitas pendidikan, pemanfaatan teknologi secara bijak dan dukungan yang kuat dari keluarga. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Bahasa daerah dapat tetap lestari dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
MEMAHAMI PUISI ANAK DAN PENGAJARANNYA

admin

26 Jun 2025

By: Sofi Ayu H               Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD)diarahkan terutama pada proses pemberian  pengalaman bersastra.siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna . …

APRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

admin

25 Jun 2025

By: Erika Ramadhani Siregar            Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, …

MENAKAR KUALITAS DAN RELEVANSI DALAM PEMBELAJARAN

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Buku teks adalah komponen utama dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Sebagai sumber dan referensi utama untuk siswa dan guru, kualitas buku teks dan relevansi harus terus dinilai untuk memenuhi pengembangan sains dan kurikulum. Bisakah buku teks yang saat ini digunakan benar-benar menjawab tantangan pendidikan modern? Tinjauan kritis …

WASPADAI HUJAN LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DAN BANJIR DI SUMUT

admin

04 Apr 2025

By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Sumatera Utara baru-baru ini mengalami hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kota wisata Parapat, misalnya, diterjang banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025, akibat hujan deras yang menyebabkan air bercampur lumpur mengalir dari perbukitan Bangun Dolok ke pusat kota, merendam Terminal Sosor Saba dan …

KRISIS KESEHATAN MENTAL REMAJA DI ERA DIGITAL SERTA TANTANGAN DAN SOLUSINYA

admin

04 Apr 2025

By: Vira Aulia, Aridha Silfani Kesehatan mental di kalangan remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Contoh nyata adalah kasus menyedihkan seorang mahasiswa UGM yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa ada keadaan darurat kesehatan mental di antara remaja di Indonesia. Bunuh diri merupakan penyebab …

MAKAN BERGIZI GRATIS APAKAH INI LANGKAH YANG TEPAT UNTUK MENGATASI STUNTING?

admin

04 Apr 2025

By: Indah Syapriani, Dela Putriana, Grcae Stefani Br. Sembiring. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan harapan baru bagi pembangunan nasional dengan menetapkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) untuk periode 2025-2029. Salah satu program utama yang diusung adalah program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi. …