- BeritaDosen UMN Al Washliyah Laksanakan Pelatihan Retorika Mengajar Berbasis Gaya Belajar di SDN 101874
- BUKUEMOSI DI USIA PRODUKTIF
- ESAI DAN OPINIMEMAHAMI PUISI ANAK DAN PENGAJARANNYA
- ESAI DAN OPINIAPRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
- BeritaMENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA CALON GURU MELALUI MODUL MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BERBASIS ALUR MERDEKA

PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
By: Rosari Br Sianturi, Naila Syahira Simatupang
Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah proses mendidik dan mengarahkan individu agar memiliki karakter yang baik, seperti kejujuran, disiplin, empati, dan tanggung jawab. Tujuan utama pendidikan karakter adalah membentuk individu yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki integritas moral dan mampu menghadapi berbagai tantangan dengan sikap yang baik. Pendidikan karakter sering kali dimulai sejak dini karena masa kanak-kanak adalah masa yang paling mudah untuk membentuk kepribadian seseorang.
Dalam pengertian yang sederhana Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan dan ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter menurut Burke (2001) semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari Pendidikan yang baik.
Pendidikan karakter juga dapat didefenisikan sebagai Pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya. Defenisi ini dikembangkan dari defenisi yang dimuat dalam Funderstanding (2006). Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai berikut: “Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan kebiasaan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat, dan bangsa.” Mejelaskan pengertian tersebut dalam brosur Pendidikan Karakter (Character Education brochure) dinyatakan bahwa: “Pendidikan karakter adalah suatu proses belajar yang memberdayakan siswa dan orang dewasa di dalam komunitas sekolah untuk memahami, peduli tentang, dan berbuat berlandaskan nilai-nilai etik seperti respek, keadilan, kebajikan warga (civic virtue) dan kewarganegaraan (citizenship ), dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain.”
Di pihak lain, Lickona (1991) mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona (2004) mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Sementara itu Alfie Khon, dalam Noll (2006), menyatakn bahwa pada hakikatnya “Pendidikan karakter dapat didefenisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas Pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yang sempit Pendidikan karakter dimaknai sebagai jenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu.”
Menurut Scerenko (1997) Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (Sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apap-apa yang diamati dan dipelajari).
Selanjutnya juga ditulis oleh Arthur bahwa Anne Lockwood memerinci ada tiga proposisi sentral dalam Pendidikan karakter. “Pertama, bahwa tujuan pendidikan moral dapat dikejar/dicapai, tidak semata-mata membiarkannya sekedar sebagai kurikulum tersembunyi yang tidak terkontrol, dan bahwa tujuan Pendidikan karakter telah memiliki dukungan yang nyata dari masyarakat dan telah menjadi konsensus bersama. Kedua bahwa tujuan-tujuan behavioral tersebut adalah bagian dari Pendidikan karakter, dan ketiga, perilaku antisosial sebagai bagian kehidupan anak-anak adalah sebagai hasil dari ketidakhadiran nilai-nilai dalam pendidikan.
Jadi Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Penerapan Pendidikan Karakter di PAUD
Pendidikan karakter di PAUD dapat diterapkan melalui kegiatan terprogram dan pembiasaan. Berikut adalah penerapan penerapan pendidikan karakter di PAUD :
Kegiatan Terprogram : Guru dapat menggali pemahaman anak tentang nilai-nilai karakter melalui bercerita, dialog dan mengajak anak untuk melakukan nilai-nilai karakter yang di ceritakan.
Kegiatan Pembiasaan : Kegiatan rutin lembaga paud yang di lakukan secara konsisten, kegiatan spontan, dan kegiatan keteladanan.
Bersikap Konsisten : Anak cenderung melihat apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
Memberikan Apresiasi : Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada anak apabila anak berprestasi.
Mengajarkan Sopan Dan Santun : Mengajarkan anak untuk sopan santun kepada orangtua.
Jujur Dan Terbuka : Selalu menerapkan sikap jujur kepada anak untuk siapapun dan bersifat terbuka kepada guru.
Metode yang Efektif dalam Pendidikan Karakter di PAUD
Salah satu metode yang efektif dalam pendidikan karakter di PAUD adalah melalui pembiasaan positif. Anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sederhana namun bermakna, seperti menyapa dengan sopan, menolong teman yang kesulitan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini lama-kelamaan akan menjadi bagian dari karakter anak. Selain itu, cerita-cerita moral juga bisa menjadi sarana yang baik untuk menanamkan nilai-nilai positif. Dengan menggunakan cerita, anak-anak bisa belajar tentang berbagai karakter baik tanpa merasa diajari. Mereka bisa mengidentifikasi diri dengan tokoh-tokoh dalam cerita dan belajar dari situ.
Tantangan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan karakter anak usia dini adalah konsistensi antara nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dan perilaku yang dilihat anak di rumah atau di masyarakat. Misalnya, jika di sekolah anak diajarkan untuk bersikap jujur, namun di rumah mereka melihat orang tua berbohong, hal ini akan membingungkan anak. Oleh karena itu, penting sekali bagi semua pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mendukung proses pendidikan karakter ini. Adapun tantangan dalam pendidikan karakter anak usia dini meliputi :
- Lingkungan Keluarga
Orang tua yang sibuk dengan smartphone dapat membuat anak kehilangan fokus, kurang konsentrasi dan percaya diri.
- Perilaku Anak
Anak yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, motivasi rendah, pasif dalam mengikuti pembelajaran.
- Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan dini yang berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan otak kanan (afektif, empati dan rasa).
- Perilaku Masyarakat
Masyarakat yang menunjukkan kekerasan, perkelahian, penggunaan obat terlarang dan kriminalitas yang tinggi.
admin
26 Jun 2025
By: Sofi Ayu H Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD)diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra.siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna . …
admin
25 Jun 2025
By: Erika Ramadhani Siregar Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, …
admin
04 Apr 2025
By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Buku teks adalah komponen utama dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Sebagai sumber dan referensi utama untuk siswa dan guru, kualitas buku teks dan relevansi harus terus dinilai untuk memenuhi pengembangan sains dan kurikulum. Bisakah buku teks yang saat ini digunakan benar-benar menjawab tantangan pendidikan modern? Tinjauan kritis …
admin
04 Apr 2025
By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Sumatera Utara baru-baru ini mengalami hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kota wisata Parapat, misalnya, diterjang banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025, akibat hujan deras yang menyebabkan air bercampur lumpur mengalir dari perbukitan Bangun Dolok ke pusat kota, merendam Terminal Sosor Saba dan …
admin
04 Apr 2025
By: Vira Aulia, Aridha Silfani Kesehatan mental di kalangan remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Contoh nyata adalah kasus menyedihkan seorang mahasiswa UGM yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa ada keadaan darurat kesehatan mental di antara remaja di Indonesia. Bunuh diri merupakan penyebab …
admin
04 Apr 2025
By: Indah Syapriani, Dela Putriana, Grcae Stefani Br. Sembiring. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan harapan baru bagi pembangunan nasional dengan menetapkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) untuk periode 2025-2029. Salah satu program utama yang diusung adalah program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi. …
03 Jan 2025 438 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, tim dosen dari berbagai program studi di Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Studi Ekonomi Manajemen, Program Studi Pendidikan Fisika, dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu …
03 Jan 2025 384 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, bersama tim dosen dari Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu Patumbak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemanfaatan teknologi digital. Bertajuk “Sosialisasi Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek dan …
14 Dec 2024 343 views
By: Nailah Zahiyyah, Indry Ayu Lizahra Pada saat ini rasa kepedulian sosial dan empati mulai memudar. Berdasarkan permasalahan tersebut pembentukan karakter peduli sosial dan empati penting untuk dilakukan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses memanusiakan manusia. Pendidikan harus mampu membantu pertumbuhan fisik dan psikis manusia tanpa dibatasi usia tertentu. pendidikan merupakan suatu usaha untuk menambah …
Comments are not available at the moment.