- BeritaDosen UMN Al Washliyah Laksanakan Pelatihan Retorika Mengajar Berbasis Gaya Belajar di SDN 101874
- BUKUEMOSI DI USIA PRODUKTIF
- ESAI DAN OPINIMEMAHAMI PUISI ANAK DAN PENGAJARANNYA
- ESAI DAN OPINIAPRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
- BeritaMENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA CALON GURU MELALUI MODUL MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BERBASIS ALUR MERDEKA

PERBEDAAN GAYA KOMUNIKASI ANTARA GENERASI MILENIAL DAN GENERASI Z
By: Ainun, Amanda Syahfa Desvila Harahap
Setiap generasi memiliki cara komunikasi yang berbeda, tergantung pada lingkungan, teknologi, dan budaya yang berkembang saat mereka tumbuh. Dua generasi yang sering dibandingkan dalam hal komunikasi adalah generasi Milenial dan generasi Z. Meskipun keduanya sama-sama hidup di era digital, mereka memiliki kebiasaan komunikasi yang berbeda. Generasi Milenial tumbuh di masa peralihan dari era analog ke digital, sedangkan generasi Z lahir saat teknologi sudah berkembang pesat. Perbedaan ini membuat cara mereka berkomunikasi, menyampaikan pesan, serta menggunakan media sosial menjadi tidak sama. Gaya komunikasi yang disukai Gen Z yakni gaya komunikasi yang santai, berpikiran terbuka, bersahabat, dan toleran terhadap perbedaan.
Generasi Z dikenal dalam cara menyampaikan pesan secara singkat dan jelas. Komunikasi secara virtual juga sangat digemari oleh Gen Z. Aplikasi pesan grup menjadi sarana untuk berinteraksi sosial dengan mengirim pesan secara virtual. Gen Z memanfaatkan Group Chatting untuk berbagi informasi, dan berkomunikasi meskipun memiliki teman dengan lokasi jarak jauh. Generasi Z lebih suka mencari kesenangan nya sendiri lewat media sosial seperti Tiktok, Instagram, Line, Twitter atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi X, karena lewat media sosial itu lah generasi Z banyak juga menemukan teman-teman baru dari mana saja. Generasi Z apabila dalam berkomunikasi lewat media sosial mereka lebih cenderung banyak menggunakan emoji yang lebih unik, stiker, ataupun gambar meme yang lagi viral, dan generasi Z apabila berkomunikasi lebih suka memakai bahasa slang atau bahasa gaul Contohnya seperti “bestie” artinya “sahabat”, “iykyk (If You Know, You Know)”, “CMIIW (If You Know, You Know)” dan masih banyak lagi.
Sedangkan, generasi milenial berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh internet, media sosial, dan smartphone. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka lebih fleksibel, cepat, dan menyukai komunikasi yang interaktif. Dalam berkomunikasi generasi milenial lebih suka melalui email, WhatsApp, Linkedin dan Facebook untuk mempermudah mereka berkomunikasi terutama di lingkungan kerja, generasi milenial cenderung menggunakan bahasa yang santai tetapi tetap formal dalam situasi kerja. Mereka juga sering menggunakan singkatan dan emoji, dan generasi milenial lebih suka membaca artikel ataupun menonton video dengan durasi yang panjang untul mendapatkan informasi. Generasi milenial cenderung masih suka bertemu langsung untuk mengobrol santai atau diskusi. Generasi milenial juga sering menggunakan singakatan seperti contohnya “BTW (bye the way)” , atau “FYI (for your information), mereka juga menggunakan emoji tetapi tidak yang terlalu berlebihan. Penelitian oleh Akbar et al. (2024) menunjukkan bahwa Generasi Z cenderung menggunakan kata slang dan bahasa informal lebih banyak dibandingkan Generasi Milenial dalam komunikasi online.
Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi ialah
- Teknologi dan Digitalisasi.
Generasi milenial dan generasi Z akan tumbuh menjadi era digital dan akan sangat disesuaikan dengan teknologi baru. Mereka dengan cepat belajar menggunakan platform modern dan alat komunikasi yang memengaruhi interaksi. Generasi Milenial cenderung menggunakan platform seperti Facebook dan WhatsApp, sementara Generasi Z lebih aktif di TikTok dan Instagram. Perbedaan pilihan dalam media sosial ini mempengaruhi cara mereka berinteraksi dan menyampaikan pesan.
- Gaya bahasa dan Etika dan Etika komunikasi.
Generasi Milenial dan Generasi Z menunjukkan perbedaan dalam gaya bahasa dan etika komunikasi, terutama dalam konteks media sosial.Dalam hal etika komunikasi, Generasi Milenial lebih menekankan kejujuran, akurasi, dan tanggung jawab sosial. Sebaliknya, Generasi Z lebih memprioritaskan keaslian dan koneksi emosional, meskipun kadang mengorbankan akurasi. Kedua generasi menyadari pentingnya menghormati hak dan martabat individu dalam komunikasi online.
3.Pola pikir dan nilai-nilai dalam komunikasi.
Pola pikir dan nilai-nilai dalam komunikasi generasi milenial dan generasi Z memiliki perbedaan mendasar dalam hal kejelasan, kecepatan, inovasi, formalitas, kolaborasi, media sosial, dan kepedulian terhadap isu sosial. Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara kedua generasi ini, diperlukan pemahaman terhadap gaya komunikasi masing-masing agar bisa saling beradaptasi dan bekerja sama dengan baik. generasi milenial cenderung lebih mendalam, menyukai komunikasi yang lebih panjang, serta sering menggunakan narasi personal dalam menyampaikan pesan. Sebaliknya, Generasi Z lebih menyukai komunikasi yang cepat, langsung, dan ringkas karena terbiasa dengan informasi yang cepat berubah dan berlimpah.
4.Kepedulian terhadap Isu Sosial dalam Komunikasi.
Dalam konteks digitalisasi budaya politik di Indonesia, Generasi Milenial dan Generasi Z memainkan peran penting. Kedua generasi ini memanfaatkan media sosial untuk berpartisipasi dalam diskusi politik dan menyebarkan informasi. Generasi Milenial dan Generasi Z menunjukkan kepedulian yang penting terhadap isu-isu sosial dalam komunikasi mereka, terutama melalui media sosial. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, lebih kritis terhadap norma-norma sosial dan aktif dalam memperjuangkan perubahan menuju keadilan dan kesetaraan. Mereka tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap isu-isu yang ada di indonesia. Namun, terdapat perbedaan dalam cara mereka berinteraksi dan menyampaikan pendapat, yang mencerminkan karakteristik unik masing-masing generasi dalam menanggapi isu-isu sosial dan politik.
Dampak komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dunia profesional adalah Generasi milenial dan generasi Z memiliki karakteristik komunikasi yang berbeda, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia profesional. Perbedaan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital dan pengalaman sosial yang berbeda selama masa pertumbuhan mereka. Generasi Milenial tumbuh bersama perkembangan teknologi seperti internet dan media sosial. Mereka cenderung menggunakan platform seperti Facebook dan WhatsApp untuk berkomunikasi, dengan gaya bahasa yang lebih formal dan terstruktur. Generasi Z berkomunikasi dengan cara yang sangat dipengaruhi oleh teknologi dan budaya digital. Mereka lebih sering menggunakan media sosial dan dibandingkan bertatap muka atau menelepon. Komunikasi sehari-hari generasi milenial mengalami perubahan yang besar seiring dengan perkembangan teknologi digital dan media sosial. Perubahan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pola konsumsi berita, dan kesehatan mental .dalam hal pola konsumsi berita, media digital telah menjadi sumber utama informasi bagi generasi milenial. Penelitian oleh Anugrafianto (2023) menunjukkan bahwa platform media sosial dan portal berita online menjadi pilihan utama karena kemudahan akses, kecepatan penyebaran informasi, dan keterlibatan konten. Indasari et al. (2024) mengungkapkan bahwa topik sensitif seperti pekerjaan, pernikahan, dan gaji, serta perbandingan dengan orang lain, dapat memperparah kecemasan sosial, yang berdampak negatif pada harga diri dan kemampuan bersosialisasi. Komunikasi sehari-hari generasi milenial dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital, yang membawa dampak positif dan negatif. Komunikasi memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari Generasi Z, yang dikenal sebagai generasi digital. Salah satu dampak utama adalah pergeseran dari komunikasi tatap muka ke komunikasi digital. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menjadi sarana utama bagi Generasi Z untuk berinteraksi. Mereka cenderung menggunakan simbol visual seperti emoji dan GIF dalam percakapan online, yang mencerminkan adaptasi terhadap fasilitas interaktif dari platform tersebut.
admin
26 Jun 2025
By: Sofi Ayu H Pengajaran sastra di sekolah dasar (SD)diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra.siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna . …
admin
25 Jun 2025
By: Erika Ramadhani Siregar Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, …
admin
04 Apr 2025
By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Buku teks adalah komponen utama dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Sebagai sumber dan referensi utama untuk siswa dan guru, kualitas buku teks dan relevansi harus terus dinilai untuk memenuhi pengembangan sains dan kurikulum. Bisakah buku teks yang saat ini digunakan benar-benar menjawab tantangan pendidikan modern? Tinjauan kritis …
admin
04 Apr 2025
By: Shella Sekar Wuni, Nurmaya Sari Sumatera Utara baru-baru ini mengalami hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kota wisata Parapat, misalnya, diterjang banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025, akibat hujan deras yang menyebabkan air bercampur lumpur mengalir dari perbukitan Bangun Dolok ke pusat kota, merendam Terminal Sosor Saba dan …
admin
04 Apr 2025
By: Vira Aulia, Aridha Silfani Kesehatan mental di kalangan remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Contoh nyata adalah kasus menyedihkan seorang mahasiswa UGM yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 sebuah hotel di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa ada keadaan darurat kesehatan mental di antara remaja di Indonesia. Bunuh diri merupakan penyebab …
admin
04 Apr 2025
By: Indah Syapriani, Dela Putriana, Grcae Stefani Br. Sembiring. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan harapan baru bagi pembangunan nasional dengan menetapkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) untuk periode 2025-2029. Salah satu program utama yang diusung adalah program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi. …
03 Jan 2025 438 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, tim dosen dari berbagai program studi di Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Studi Ekonomi Manajemen, Program Studi Pendidikan Fisika, dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu …
03 Jan 2025 384 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, bersama tim dosen dari Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu Patumbak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemanfaatan teknologi digital. Bertajuk “Sosialisasi Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek dan …
14 Dec 2024 343 views
By: Nailah Zahiyyah, Indry Ayu Lizahra Pada saat ini rasa kepedulian sosial dan empati mulai memudar. Berdasarkan permasalahan tersebut pembentukan karakter peduli sosial dan empati penting untuk dilakukan. Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses memanusiakan manusia. Pendidikan harus mampu membantu pertumbuhan fisik dan psikis manusia tanpa dibatasi usia tertentu. pendidikan merupakan suatu usaha untuk menambah …
Comments are not available at the moment.