Home » Esai dan Opini » MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN BAHASA JAWA DI TENGAH KERAGAMAN BAHASA DAERAH SUMATERA UTARA

MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN BAHASA JAWA DI TENGAH KERAGAMAN BAHASA DAERAH SUMATERA UTARA

admin 01 Apr 2025 184

Penulis : Nadiah Azlila

Di tengah masyarakat Sumatera Utara yang kaya akan keragaman budaya dan bahasa, bahasa Jawa berupaya mempertahankan eksistensinya di antara bahasa daerah lain yang lebih mendominasi. Sumatera Utara tidak semata-mata dikenal dengan masyarakat Batak yang kuat mempertahankan adat dan bahasanya, namun juga menjadi rumah bagi berbagai suku lain, termasuk suku Jawa yang telah menetap di sana selama berabad-abad.

Ketika berjalan di pasar tradisional atau duduk di warung kopi, kadang terdengar percakapan dalam beragam bahasa, mulai dari Batak Toba, Karo, Mandailing, Melayu, hingga bahasa Indonesia yang menjadi alat komunikasi utama antaretnis. Akan tetapi, semakin jarang terdengar obrolan dalam bahasa Jawa, terutama dari generasi muda keturunan Jawa yang lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah lain yang mereka serap dari lingkungan sekitar.

Sejarah mencatat bahwa kehadiran suku Jawa di Sumatera Utara tak lepas dari kebijakan kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Ribuhan orang Jawa dibawa ke Sumatera Timur untuk bekerja di perkebunan tembakau, karet, dan kelapa sawit. Mereka datang sambil membawa budaya, adat istiadat, serta bahasa mereka yang khas.

Di masa lampau, desa-desa yang dihuni oleh masyarakat Jawa masih kental dengan nuansa tradisional. Anak-anak bermain sambil berbincang dalam bahasa Jawa, para orang tua bergosip di sore hari dengan menggunakan dialek khas mereka, dan upacara adat seperti kenduri atau slametan masih berlangsung dalam bahasa jawa. Namun, seiring berjalannya waktu, suasana itu mulai berubah.

Saat ini, banyak keluarga Jawa yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Anak-anak mereka bersekolah dengan kurikulum nasional yang tidak mengajarkan bahasa Jawa, sementara pergaulan dengan teman-teman dari suku lain membuat mereka lebih nyaman menggunakan bahasa yang lebih umum digunakan.

Di tengah dominasi bahasa Batak dan Melayu, bahasa Jawa tampaknya menjadi minoritas yang terpinggirkan. Anak muda keturunan Jawa mungkin masih memahami bahasa tersebut, namun mereka ragu untuk menggunakannya. Mereka khawatir terdengar “kuno” atau berbeda dari teman-temannya.

Di sisi lain, media dan teknologi juga turut berkontribusi dalam menurunkan intensitas penggunaan bahasa Jawa. Acara televisi dan media sosial lebih banyak menyajikan isi dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing, sedangkan program berbahasa Jawa sangat minim. Akibatnya, generasi muda semakin jarang mendengar bahasa Jawa di luar lingkungan keluarga mereka.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masih ada harapan untuk melestarikan bahasa Jawa di Sumatera Utara. Upaya ini harus dimulai dari keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak-anak. Jika para orangtua kembali membiasakan anak-anak mereka berbicara dalam bahasa Jawa di rumah, maka bahasa ini akan tetap hidup dari generasi ke generasi.

Di tingkat komunitas, berbagai kegiatan budaya dapat dijadikan sarana untuk memperkenalkan dan memperkuat penggunaan bahasa Jawa. Pertunjukan wayang kulit, ketoprak, atau kuda lumping bisa menjadi media yang menarik bagi generasi muda untuk mengenal bahasa leluhur mereka. Komunitas budaya Jawa juga dapat mengadakan kursus atau pelatihan bahasa Jawa agar anak-anak dan remaja memiliki tempat untuk belajar dan mempraktikkan bahasa mereka dengan lebih percaya diri.

Sekolah juga mempunyai peran penting dalam pelestarian bahasa Jawa. Jika memungkinkan, sekolah-sekolah yang memiliki banyak siswa keturunan Jawa dapat memasukkan muatan lokal berupa pembelajaran bahasa dan budaya Jawa. Kegiatan ekstrakurikuler seperti drama berbahasa Jawa atau lomba pidato dalam bahasa Jawa dapat menjadi cara yang efektif untuk menarik minat siswa.

Memelihara bahasa Jawa di Sumatera Utara bukan cuma upaya untuk menjaga komunikasi antar generasi, namun juga untuk melestarikan identitas budaya yang telah diturunkan oleh leluhur terdahulu. Bahasa bukan sekadar alat berhubung saja, tetapi juga cerminan cara berfikir, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang membentuk watak suatu masyarakat.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, tiap bahasa daerah memiliki tantangan untuk tetap ada. Akan tetapi, jika ada kesadaran dan usaha dari pihak keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah maka bahasa Jawa masih memiliki peluang besar untuk terus hidup dan berkembang di tanah Sumatera Utara.

Dengan langkah-langkah nyata ini, kita tidak hanya menjaga bahasa Jawa tetap ada, tetapi juga memastikan bahwa generasi masa depan masih dapat menikmati indahnya bahasa dan budaya yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang masyarakat Jawa di Sumatera Utara.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi

admin

30 Nov 2025

By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi  juga kekayaan budaya  dan  bahasa. Dengan  lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari  Sabang   sampai  Merauke,  bahasa-bahasa  ini merupakan  pilar  utama identitas lokal dan  nasional. Namun,  di tengah  arus  deras globalisasi dan  dominasi bahasa internasional  serta  Bahasa …

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

admin

30 Nov 2025

By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

admin

30 Nov 2025

By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …

Pengembangan Dan Revisi Bahan Ajar Non Cetak

admin

12 Nov 2025

By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Kritis dan Bermakna Melalui Materi Debat

admin

04 Nov 2025

Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …

Pengaruh Tiktok Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja

admin

04 Nov 2025

By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video  singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …