Home » Esai dan Opini » Mengungkap Makna di Balik Kata

Mengungkap Makna di Balik Kata

admin 01 Apr 2025 174

By: M. Rifky Amantamora Nst

Pendahuluan

Komunikasi merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Sejak zaman prasejarah hingga era digital seperti sekarang, manusia selalu bergantung pada komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi (Syaifuddin et al. 2024). Namun, komunikasi tidak hanya sekadar tentang kata-kata yang diucapkan atau ditulis. Ada lapisan makna yang lebih dalam yang sering kali tidak terlihat secara langsung, tetapi justru menjadi kunci untuk memahami pesan yang sebenarnya. Inilah yang menjadi fokus dari pragmatik, sebuah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bagaimana konteks mempengaruhi interpretasi makna dalam komunikasi.

Pragmatik dalam komunikasi sehari-hari menjadi sangat penting karena manusia tidak selalu menyampaikan maksud mereka secara langsung. Terkadang, makna sebenarnya dari sebuah ucapan tersembunyi di balik kata-kata yang digunakan, dan hanya dapat dipahami melalui analisis konteks, situasi, dan hubungan antara pembicara dan pendengar (Pratiwi 2024). Essay ini akan membahas peran pragmatik dalam komunikasi sehari-hari, bagaimana makna di balik kata-kata dapat diungkap, serta implikasinya dalam interaksi sosial.

Pembahasan

  1. Pengertian Pragmatik dan Relevansinya dalam Komunikasi

Pragmatik adalah studi tentang bagaimana konteks mempengaruhi interpretasi makna dalam bahasa. Berbeda dengan semantik yang fokus pada makna harfiah dari kata-kata, pragmatik melihat bagaimana makna tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti situasi, hubungan sosial, dan pengetahuan bersama antara pembicara dan pendengar (Seneru et al. 2025). Misalnya, ketika seseorang mengatakan “Dingin ya?” dalam sebuah ruangan, makna sebenarnya mungkin bukan sekadar pernyataan tentang suhu, tetapi bisa berupa permintaan untuk menutup jendela atau menghidupkan pemanas.

Dalam komunikasi sehari-hari, pragmatik membantu kita memahami maksud yang tersirat (implikatur) di balik ucapan seseorang. Contoh lain adalah ketika seseorang mengatakan “Saya sudah makan” sebagai respons terhadap ajakan makan siang. Secara harfiah, kalimat ini menyatakan bahwa orang tersebut sudah makan, tetapi secara pragmatis, kalimat ini bisa berarti penolakan halus terhadap ajakan tersebut.

  1. Implikatur dan Prinsip Kerja Sama dalam Pragmatik

Salah satu konsep penting dalam pragmatik adalah implikatur, yang diperkenalkan oleh filsuf bahasa H.P. Grice. Implikatur merujuk pada makna yang tersirat yang tidak secara eksplisit diungkapkan dalam ucapan. Grice mengemukakan bahwa dalam komunikasi, ada prinsip kerja sama yang melibatkan empat maksim: kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara (Fadli and Kasmawati 2020). Maksim kuantitas mengacu pada memberikan informasi yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Maksim kualitas menekankan kebenaran informasi yang diberikan. Maksim relevansi mengharuskan informasi yang diberikan relevan dengan konteks pembicaraan. Sedangkan maksim cara mengacu pada kejelasan dan ketepatan dalam menyampaikan informasi.

Ketika seseorang melanggar salah satu dari maksim ini, pendengar akan mencoba mencari makna tersirat di balik ucapan tersebut. Misalnya, jika seseorang mengatakan “Saya punya dua mobil” ketika ditanya tentang kemampuannya mengemudi, pendengar mungkin akan menginterpretasikan bahwa orang tersebut ingin menunjukkan status sosialnya, meskipun hal itu tidak secara langsung diucapkan.

  1. Peran Konteks dalam Pragmatik

Konteks memainkan peran krusial dalam pragmatik. Konteks dapat berupa konteks linguistik (apa yang telah dikatakan sebelumnya), konteks situasional (di mana dan kapan komunikasi terjadi), dan konteks sosial (hubungan antara pembicara dan pendengar). Tanpa memahami konteks, makna sebenarnya dari sebuah ucapan bisa hilang atau salah diinterpretasikan (Putradi and Supriyana 2024).

Sebagai contoh, kata “kamu” dalam bahasa Indonesia bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Jika seorang atasan mengatakan “Kamu sudah menyelesaikan laporan itu?” kepada bawahan, kata “kamu” di sini mungkin memiliki nuansa formal dan otoritatif. Namun, jika kata “kamu” digunakan dalam percakapan antara dua sahabat, nuansanya akan lebih santai dan akrab.

  1. Tindak Tutur (Speech Acts) dalam Pragmatik

Konsep lain yang penting dalam pragmatik adalah tindak tutur (speech acts), yang diperkenalkan oleh J.L. Austin dan dikembangkan lebih lanjut oleh John Searle. Tindak tutur mengacu pada tindakan yang dilakukan melalui ucapan, seperti meminta, memerintah, berjanji, atau meminta maaf. Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis: lokusi (makna harfiah dari ucapan), ilokusi (tujuan atau maksud dari ucapan), dan perlokusi (efek yang dihasilkan dari ucapan) (Nasarudin et al. 2023).

Misalnya, ketika seseorang mengatakan “Tolong tutup jendela,” tindak lokusinya adalah permintaan untuk menutup jendela, tindak ilokusinya adalah permintaan atau perintah, dan tindak perlokusinya adalah jendela yang ditutup oleh pendengar. Dalam komunikasi sehari-hari, memahami tindak tutur sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.

  1. Pragmatik dalam Budaya dan Bahasa yang Berbeda

Pragmatik juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya yang berbeda memiliki norma dan konvensi komunikasi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi interpretasi makna (Huda and Baskoro 2020). Misalnya, dalam budaya Jepang, penolakan sering kali disampaikan secara tidak langsung untuk menjaga harmoni sosial. Sebaliknya, dalam budaya Barat, penolakan cenderung disampaikan secara lebih langsung.

Contoh lain adalah penggunaan humor. Apa yang dianggap lucu dalam satu budaya mungkin tidak dianggap lucu dalam budaya lain karena perbedaan konteks dan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, pemahaman pragmatik yang baik juga melibatkan kesadaran akan perbedaan budaya dalam komunikasi.

Kesimpulan

Pragmatik memainkan peran yang sangat penting dalam komunikasi sehari-hari. Melalui pragmatik, kita dapat mengungkap makna di balik kata-kata yang diucapkan, memahami maksud tersirat, dan menghindari kesalahpahaman. Konsep-konsep seperti implikatur, prinsip kerja sama, konteks, dan tindak tutur membantu kita untuk lebih memahami bagaimana bahasa digunakan dalam interaksi sosial.

Selain itu, pragmatik juga mengingatkan kita akan pentingnya konteks budaya dalam komunikasi. Budaya yang berbeda memiliki norma dan konvensi komunikasi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi interpretasi makna. Dalam era digital, pemahaman pragmatik menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa komunikasi tetap efektif meskipun dilakukan melalui media yang terbatas.

Dengan memahami pragmatik, kita tidak hanya menjadi pendengar yang lebih baik, tetapi juga pembicara yang lebih efektif. Kita dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak hubungan sosial. Pragmatik, dengan demikian, bukan hanya sebuah studi tentang bahasa, tetapi juga sebuah alat untuk memahami manusia dan interaksi sosial yang kompleks.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi

admin

30 Nov 2025

By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi  juga kekayaan budaya  dan  bahasa. Dengan  lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari  Sabang   sampai  Merauke,  bahasa-bahasa  ini merupakan  pilar  utama identitas lokal dan  nasional. Namun,  di tengah  arus  deras globalisasi dan  dominasi bahasa internasional  serta  Bahasa …

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

admin

30 Nov 2025

By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

admin

30 Nov 2025

By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …

Pengembangan Dan Revisi Bahan Ajar Non Cetak

admin

12 Nov 2025

By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Kritis dan Bermakna Melalui Materi Debat

admin

04 Nov 2025

Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …

Pengaruh Tiktok Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja

admin

04 Nov 2025

By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video  singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …