- Critical ReviewMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 9
- Esai dan OpiniPentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi
- Esai dan OpiniPENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT
- Critical ReviewPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
- Esai dan OpiniPERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

APRESIASI SASTRA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN
By: Erika Ramadhani Siregar
Di tengah kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat, dunia anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat, termasuk dalam hal perihal pembentukan karakter. Kini, banyak dari mereka lebih akrab dengan hiburan konten digital dibandingkan dengan novel cerita. Dunia mereka dipenuhi oleh tayangan Youtube yang bergerak cepat, video Tiktok yang singkat namun memikat dan game online yang interaktif dan kompetitif. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena masa anak-anak adalah masa emas dalam menanamkan nilai-nilai moral dan sosial, khususnya di jenjang sekolah dasar.
Pada jenjang sekolah dasar, mereka tidak hanya sekadar datang untuk belajar membaca dan berhitung, tetapi untuk mengenal diri sendiri, memahami orang lain, dan menanakan benih-benih karakter nilai kehidupan. Lewat puisi sederhana, anak belajar menyuarakan isi hatinya, melalui drama anak memahami peran orang lain dan melalui cerita pendek anak memaknai baik buruknya karakter orang lain. Disitulah letak kekuatan apresiasi sastra baik secara reseptif maupun produktif. Inilah mengapa apresiasi terhadap sastra anak menjadi penting, bukan hanya sebagai metode literasi biasa, tetapi juga sebagai jalan membentuk manusia kecil yang mampu berpikir, memiliki empati dan bertindak secara bijaksana.
Kota Medan sebagai kota multikultural di Sumatera Utara memilki budaya dan ragam narasi lokal, yang sepatutnya bisa menjadi modal untuk sumber daya pendidikan karakter yang luar biasa. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya terintegrasi dalam sistem pembelajaran di sekolah dasar. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menghidupkan kembali apresiasi sastra di lingkungan pendidikan dasar sebagai media strategis dalam menanamkan karakter pada anak sejak dini. Dengan mengangkat karya sastra lokal dalam pembelajaran, tidak hanya nilai karakter yang akan terbentuk, tetapi juga identitas budaya anak yang semakin kokoh. Seperti, Sitorus dan Sembiring (2023), peserta didik yang rutin dikenalkan dengan sastra lokal cenderung memiliki tingkat empati yang lebih tinggi karena mereka diajak memahami berbagai konflik dan sudut pandang tokoh dalam cerita. Di sinilah apresiasi sastra bukan hanya sebagai aktivitas membaca atau mendengarkan cerita saja, tetapi juga menjadi proses penanaman nilai-nilai karakter yang mendalam namun dengan cara yang menarik. Selain itu, sastra juga membantu anak mengembangkan imajinasi, memperkaya kosa kata, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif kompetensi yang sangat dibutuhkan di era kurikulum merdeka saat ini yang mengintegrasikan ke dalam nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka sesungguhnya membuka ruang luas bagi penguatan karakter melalui literasi sastra. Melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pendekatan tematik, dan kemerdekaan dalam memilih sumber ajar, guru diberi peluang untuk menghadirkan karya sastra anak yang kontekstual dan transformatif. Namun peluang itu tampaknya belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal sastra memberikan kontribusi besar dalam pembentukan karakter siswa yang beriman, berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan berkebinekaan global. Sastra lokal sebagai sumber belajar sangat cocok untuk menumbuhkan enam dimensi tersebut secara kontekstual dan menyenangkan. Melalui karya sastra, anak belajar menjadi manusia yang peka terhadap sesama, bijaksana dalam mengambil keputusan, dan bangga akan budayanya. Tetapi, banyaknya karya lokal tersebut belum menjadi bagian dari bahan ajar atau bacaan wajib di sekolah dasar. Padahal, berdasarkan hasil penelitian oleh Nababan (2024), integrasi karya sastra lokal dalam pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman nilai karakter hingga 35% dibandingkan metode konvensional. Cerita rakyat, legenda daerah, atau bahkan pantun Melayu yang sederhana dapat menjadi jembatan efektif dalam memperkenalkan nilai seperti kejujuran, kerja sama, dan tanggung jawab.
Strategi implementasi apresiasi sastra dalam pengembangan karakter siswa SD juga perlu dirancang dengan pendekatan yang kreatif dan kontekstual. Guru harus berperan aktif dalam memilih karya sastra yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif anak dan sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan. Selain itu, proses pembelajaran harus dilengkapi dengan aktivitas menarik dan aktif pada anak. Namun tantangannya adalah minimnya pelatihan bagi guru tentang integrasi sastra dalam pendidikan karakter serta kurangnya ketersediaan bahan ajar sastra lokal yang sistematis serta dukungan dari pihak sekolah untuk memberikan ruang ekspresi kreatif. Untuk itu, dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Medan juga sangat diperlukan dalam bentuk pelatihan guru dalam literasi sastra anak dan penyusunan modul pembelajaran berbasis sastra lokal yang sesuai dengan capaian Kurikulum Merdeka serta disesuaikan dengan fase perkembangan anak.
Apresiasi sastra anak di pendidikan dasar bukan sekadar hanya tren dan pengayaan semata, tetapi kebutuhan mendesak dalam membentuk karakter generasi bangsa yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga kaya rasa, berkarakter, dan berbudaya. akan cinta budayanya. Baik itu puisi, prosa, maupun drama adalah media yang tepat menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai karakter bangsa tersebut. Kota Medan memiliki kekayaan budaya dan cerita, namun tanpa strategi apresiasi yang sistematis dan tepat, peluang itu akan menjadi ruang kosong belaka. Kurikulum Merdeka yang membuka jalannya, tetapi semua pihak harus berjalan bersama: pendidik, pemerintah, dan masyarakat. Saatnya Kota Medan menempatkan sastra sebagai pilar pendidikan karakter yang utama, bukan sebagai hanya pelengkap, maka mari kita pastikan bahwa mereka mendengar cerita yang tepat, dari tanah yang mereka pijak dan dalam bahasa yang menyentuh hati mereka
admin
30 Nov 2025
By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi juga kekayaan budaya dan bahasa. Dengan lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahasa-bahasa ini merupakan pilar utama identitas lokal dan nasional. Namun, di tengah arus deras globalisasi dan dominasi bahasa internasional serta Bahasa …
admin
30 Nov 2025
By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …
admin
30 Nov 2025
By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …
admin
12 Nov 2025
By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …
admin
04 Nov 2025
Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …
admin
04 Nov 2025
By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …
18 Dec 2024 2.217 views
By: Siti Nurhalija, Rizky Fadhilah Filsafat pendidikan merupakan cabang filsafat yang berfokus pada kajian tentang hakikat pendidikan, termasuk tujuan, nilai, dan praktiknya. Sebagai disiplin ilmu, filsafat pendidikan berusaha memahami dan menjawab pertanyaan mendasar tentang apa itu pendidikan, mengapa pendidikan penting, dan bagaimana proses pendidikan seharusnya dilakukan. Filsafat pendidikan tidak hanya bertumpu pada teori, tetapi …
03 Jan 2025 1.042 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, tim dosen dari berbagai program studi di Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Studi Ekonomi Manajemen, Program Studi Pendidikan Fisika, dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu …
03 Jan 2025 989 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, bersama tim dosen dari Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu Patumbak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemanfaatan teknologi digital. Bertajuk “Sosialisasi Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek dan …
Comments are not available at the moment.