Home » Esai dan Opini » DIMANA PERAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN GENERASI TANGGUH?

DIMANA PERAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN GENERASI TANGGUH?

admin 01 Apr 2025 167

By: Nurul Widya Yolanda Nst,  Nur Aisyah Putri

Pendidikan selalu menjadi fondasi utama dalam membangun peradaban manusia. Ia diyakini sebagai kunci untuk membuka pintu kemajuan suatu bangsa. Namun, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, muncul pertanyaan besar: apakah pendidikan kita sudah benar-benar menciptakan generasi yang tangguh, atau hanya menghasilkan lulusan yang sekadar menghafal teori dan berburu nilai?

Faktanya, banyak lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang terlihat bingung ketika memasuki dunia nyata. Mereka mungkin lulus dengan predikat cum laude, namun mudah menyerah saat menghadapi tekanan pekerjaan, ketatnya persaingan, dan ketidakpastian masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan akademik saja tidak cukup. Dunia hari ini, bahkan masa depan, membutuhkan manusia yang memiliki ketangguhan mental, keterampilan hidup, serta kemampuan untuk terus beradaptasi (Santrock, 2011).

Sayangnya, sistem pendidikan kita masih terlalu fokus pada pencapaian akademis semata. Pendidikan seringkali diartikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan yang hanya berorientasi pada nilai ujian atau gelar, bukan pembentukan karakter (Kemendikbud, 2017). Akibatnya, siswa dan mahasiswa lebih banyak menghafal materi ketimbang belajar menyelesaikan masalah nyata yang kelak mereka hadapi dalam hidup.

Perluasan Peran Pendidikan

Di sinilah peran pendidikan seharusnya lebih diperluas. Sekolah dan perguruan tinggi tidak lagi cukup menjadi tempat belajar teori. Pendidikan harus menjadi ruang aman untuk menempa karakter, membangun ketangguhan, dan melatih keterampilan hidup (life skills).

Negara-negara maju seperti Finlandia telah lama menerapkan sistem pendidikan berbasis pengalaman. Mahasiswa di sana dilatih untuk menghadapi kegagalan, memimpin proyek nyata, dan membuat keputusan penting. Proses belajar tidak hanya terjadi di kelas, melainkan di dunia nyata yang sesungguhnya jauh lebih menantang (Sahlberg, 2015).

Sebaliknya, di Indonesia, pendekatan seperti ini masih belum maksimal. Kurikulum lebih banyak mengejar capaian kognitif daripada membentuk manusia yang resilien dan adaptif. Padahal, pengalaman gagal, bangkit kembali, dan belajar dari kesalahan adalah proses penting dalam membangun karakter tangguh (Sugihartono, dkk., 2010).

Lihatlah bagaimana negara seperti Jepang, misalnya, yang sejak dini mengajarkan anak-anaknya untuk disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pendidikan karakter dan sikap mental menjadi bagian dari sistem pendidikan mereka, sehingga menghasilkan individu yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan (Japan Foundation, 2013).

Saran

  1. Revisi Kurikulum Pendidikan

Pemerintah bersama lembaga pendidikan perlu merancang kurikulum yang menyeimbangkan antara pembelajaran akademik dan penguatan karakter (Kemendikbud, 2017). Materi tentang keterampilan hidup, pengembangan emosi, dan manajemen diri harus dimasukkan ke dalam sistem pembelajaran formal.

  1. Memberi Ruang untuk Pengalaman Nyata

Sekolah dan kampus harus memberi ruang lebih luas untuk program magang, proyek sosial, kewirausahaan, serta kegiatan berbasis komunitas. Pengalaman-pengalaman tersebut akan membiasakan peserta didik menghadapi masalah riil, bukan hanya menjawab soal-soal ujian (UNESCO, 2015).

  1. Membiasakan Budaya Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Pendidikan harus mendorong siswa dan mahasiswa untuk berani mencoba dan menghadapi kegagalan tanpa takut disalahkan. Proses pembelajaran harus mengutamakan nilai dari pengalaman dan perjalanan, bukan hanya nilai angka di atas kertas (Nasution, 2021).

  1. Peran Guru dan Dosen sebagai Mentor

Pendidik bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing (mentor). Mereka berperan penting membentuk karakter, mendampingi proses tumbuh kembang peserta didik, serta menciptakan suasana belajar yang aman dan inklusif (Lickona, 2012).

Kesimpulan

Generasi tangguh tidak lahir dari sistem pendidikan yang hanya mengejar nilai akademik. Mereka tumbuh dari lingkungan belajar yang memberi ruang untuk gagal, berkembang, dan menemukan kekuatan diri. Dunia semakin penuh tantangan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara mental, emosional, dan sosial.

Pendidikan masa depan bukan sekadar mencetak sarjana, melainkan membentuk pribadi yang siap menghadapi kerasnya realitas kehidupan. Sudah saatnya semua elemen pendidikan, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua, bersama-sama melakukan transformasi pendidikan. Harapan kita adalah menciptakan generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga tangguh, berdaya saing global, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi

admin

30 Nov 2025

By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi  juga kekayaan budaya  dan  bahasa. Dengan  lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari  Sabang   sampai  Merauke,  bahasa-bahasa  ini merupakan  pilar  utama identitas lokal dan  nasional. Namun,  di tengah  arus  deras globalisasi dan  dominasi bahasa internasional  serta  Bahasa …

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

admin

30 Nov 2025

By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

admin

30 Nov 2025

By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …

Pengembangan Dan Revisi Bahan Ajar Non Cetak

admin

12 Nov 2025

By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Kritis dan Bermakna Melalui Materi Debat

admin

04 Nov 2025

Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …

Pengaruh Tiktok Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja

admin

04 Nov 2025

By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video  singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …