Home » Esai dan Opini » PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI

PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI

admin 14 Dec 2024 234

By: Rosari Br Sianturi, Naila Syahira Simatupang

Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah proses mendidik dan mengarahkan individu agar memiliki karakter yang baik, seperti kejujuran, disiplin, empati, dan tanggung jawab. Tujuan utama pendidikan karakter adalah membentuk individu yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki integritas moral dan mampu menghadapi berbagai tantangan dengan sikap yang baik. Pendidikan karakter sering kali dimulai sejak dini karena masa kanak-kanak adalah masa yang paling mudah untuk membentuk kepribadian seseorang.

Dalam pengertian yang sederhana Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan dan ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter menurut Burke (2001) semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari Pendidikan yang baik.

Pendidikan karakter juga dapat didefenisikan sebagai Pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya. Defenisi ini dikembangkan dari defenisi yang dimuat dalam Funderstanding (2006). Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai berikut: “Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan kebiasaan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat, dan bangsa.” Mejelaskan pengertian tersebut dalam brosur Pendidikan Karakter (Character Education brochure) dinyatakan bahwa: “Pendidikan karakter adalah suatu proses belajar yang memberdayakan siswa dan orang dewasa di dalam komunitas sekolah untuk memahami, peduli tentang, dan berbuat berlandaskan nilai-nilai etik seperti respek, keadilan, kebajikan warga (civic virtue) dan kewarganegaraan (citizenship ), dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain.”

Di pihak lain, Lickona (1991) mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona (2004) mendefenisikan Pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa. Sementara itu Alfie Khon, dalam Noll (2006), menyatakn bahwa pada hakikatnya “Pendidikan karakter dapat didefenisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas Pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yang sempit Pendidikan karakter dimaknai sebagai jenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu.”

Menurut Scerenko (1997) Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (Sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apap-apa yang diamati dan dipelajari).

Selanjutnya juga ditulis oleh Arthur bahwa Anne Lockwood memerinci ada tiga proposisi sentral dalam Pendidikan karakter. “Pertama, bahwa tujuan pendidikan moral dapat dikejar/dicapai, tidak semata-mata membiarkannya sekedar sebagai kurikulum tersembunyi yang tidak terkontrol, dan bahwa tujuan Pendidikan karakter telah memiliki dukungan yang nyata dari masyarakat dan telah menjadi konsensus bersama. Kedua bahwa tujuan-tujuan behavioral tersebut adalah bagian dari Pendidikan karakter, dan ketiga, perilaku antisosial sebagai bagian kehidupan anak-anak adalah sebagai hasil dari ketidakhadiran nilai-nilai dalam pendidikan.

Jadi Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Penerapan Pendidikan Karakter di PAUD

Pendidikan karakter di PAUD dapat diterapkan melalui kegiatan terprogram dan pembiasaan. Berikut adalah penerapan penerapan pendidikan karakter di PAUD :

Kegiatan Terprogram : Guru dapat menggali pemahaman anak tentang nilai-nilai karakter melalui bercerita, dialog dan mengajak anak untuk melakukan nilai-nilai karakter yang di ceritakan.

Kegiatan Pembiasaan : Kegiatan rutin lembaga paud yang di lakukan secara konsisten, kegiatan spontan, dan kegiatan keteladanan.

Bersikap Konsisten : Anak cenderung melihat apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

Memberikan Apresiasi : Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada anak apabila anak berprestasi.

Mengajarkan Sopan Dan Santun : Mengajarkan anak untuk sopan santun kepada orangtua.

Jujur Dan Terbuka : Selalu menerapkan sikap jujur kepada anak untuk siapapun dan bersifat terbuka kepada guru.

Metode yang Efektif dalam Pendidikan Karakter di PAUD

Salah satu metode yang efektif dalam pendidikan karakter di PAUD adalah melalui pembiasaan positif. Anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sederhana namun bermakna, seperti menyapa dengan sopan, menolong teman yang kesulitan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini lama-kelamaan akan menjadi bagian dari karakter anak. Selain itu, cerita-cerita moral juga bisa menjadi sarana yang baik untuk menanamkan nilai-nilai positif. Dengan menggunakan cerita, anak-anak bisa belajar tentang berbagai karakter baik tanpa merasa diajari. Mereka bisa mengidentifikasi diri dengan tokoh-tokoh dalam cerita dan belajar dari situ.

Tantangan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan karakter anak usia dini adalah konsistensi antara nilai-nilai yang diajarkan di sekolah dan perilaku yang dilihat anak di rumah atau di masyarakat. Misalnya, jika di sekolah anak diajarkan untuk bersikap jujur, namun di rumah mereka melihat orang tua berbohong, hal ini akan membingungkan anak. Oleh karena itu, penting sekali bagi semua pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mendukung proses pendidikan karakter ini. Adapun tantangan dalam pendidikan karakter anak usia dini meliputi :

  1. Lingkungan Keluarga

Orang tua yang sibuk dengan smartphone dapat membuat anak kehilangan fokus, kurang konsentrasi dan percaya diri.

  • Perilaku Anak

Anak yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, motivasi rendah, pasif dalam mengikuti pembelajaran.

  • Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan dini yang berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan otak kanan (afektif, empati dan rasa).

  • Perilaku Masyarakat

Masyarakat yang menunjukkan kekerasan, perkelahian, penggunaan obat terlarang dan kriminalitas yang tinggi.

 

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi

admin

30 Nov 2025

By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi  juga kekayaan budaya  dan  bahasa. Dengan  lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari  Sabang   sampai  Merauke,  bahasa-bahasa  ini merupakan  pilar  utama identitas lokal dan  nasional. Namun,  di tengah  arus  deras globalisasi dan  dominasi bahasa internasional  serta  Bahasa …

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

admin

30 Nov 2025

By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

admin

30 Nov 2025

By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …

Pengembangan Dan Revisi Bahan Ajar Non Cetak

admin

12 Nov 2025

By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Kritis dan Bermakna Melalui Materi Debat

admin

04 Nov 2025

Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …

Pengaruh Tiktok Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja

admin

04 Nov 2025

By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video  singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …