Home » Esai dan Opini » BAHASA ASLI ACEH SINGKIL KIAN TERPINGGIRKANMengapa Gerenasi Muda Enggan Menggunakannya?

BAHASA ASLI ACEH SINGKIL KIAN TERPINGGIRKANMengapa Gerenasi Muda Enggan Menggunakannya?

admin 01 Apr 2025 247

By: Manda Azzahra

 

Bahasa aceh Singkil merupakan salah satu bahasa daerah yang dituturkan oleh etnik singkil di wilayah Subulussalam Singkil. Subulussalam dan Singkil merupakan daerah yang memiliki banyak sekali persamaannya dari segi bahasa, adat dan budaya. Kedua daerah ini sebenarnya memang satu kesatuan, tapi sejak 2 januari 2007 Kota Subulussalam resmi menjadi kota sendiri dan terpisah dari kabupaten Aceh Singkil.

Bahasa aceh singkil ini juga memiliki banyak kesamaan dengan bahasa pakpak yang merupakan bahasa serumpun jadi orang yang berbicara dalam kedua bahasa ini dapat saling mengerti karna dalam segi kosakata yang sama, baik dalam bentuk kata,makna dan pengucapannya.

Menariknya, bahasa ini memiliki banyak sebutan, namun mayoritas penduduk di daerah subulussalam singkil ini menyebut bahasa ini sebagai “bahasa kampong” artinya bahasa kampung, ada juga menyebutnya dengan bahasa “pakpak boang”,  ada juga menyebut dengan “bahasa  julu” yang dimana dalam masyarakat subulussalam dan singkil ini kata julu itu diartikan sebagai orang pendatang dari pakpak yang telah bermigrasi ke subulussalam/singkil, bahkan yang anehnya ada juga yang menyebutkan bahasa ini sebagai “bahasa kade-kade” yang jika diartikan kedalam bahasa indonesia ialah bahasa apa-apa.

Sebagaian besar masyarakat di kota subulussalam masi sangat kental dengan penggunaan bahasa ini, namun didaerah singkil utara bahasa ini secara perlahan mulai terancam punah yang dimana mereka lebih dominan dalam menggunakan bahasa pesisir atau bahasa jame. Banyak anak muda di singkil utara ini lebih memilih menggunakan bahasa komukasi sehari-hari menggunakan bahasa jame ini, dan bahasa asli mereka perlahan mulai ditinggalkan. Bahasa jame ini dianggap lebih modern dan mudah diterima dalam pergaulan dari pada bahasa asli aceh singkil. Sayangnya banyak anak muda merasa malu menggunakan bahasa asli singkil ini karna takut diaggap kuno, kampungan atau pun kurang keren karna dari segi pengucapannya terdengar seperti sedikit kasar.

Saat ini bahasa asli singkil ini lebih sering digunakan didaerah pelosok itu pun biasanya hanya antar orang tua saja, tetapi dalam situasi formal mereka tetap menggunakan bahasa indonesia. Kalau ada yang berbicara menggunakan bahasa asli aceh singkil ini, sering kali mereka mendapatkan ejekan atau dianggap berbeda. Akibatnya mereka lebih memilih menyesuaikan diri dengan mayoritas dari pada bahasa daerah sendiri. Banyak orang tua juga lebih sering mengajarkan anak-anaknya berbahasa jame sejak kecil, sehinggal mereka tumbuh tanpa memiliki kebiasaan menggunakan bahasa asli mereka sendiri.

Salah satu penyebab utama bahasa ini semakin jarang digunakan ialah kurang adanya kesadaran dari masyarakat sendiri terhadap pentingnya melestarikan bahasa daerah ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi kehilangannya. Banyak orang tua merasa tidak perlu lagi mengajarkan bahasa asli mereka ini kepada anak-anaknya karena menganggapnya tidak terlalu memiliki manfaat besar dimasa yang akan datang. Padahal, bahasa daerah ini bagian penting dari identitas budaya yangs eharusnya dijaga dan dilestarikan.

Jika permasalahan ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bahasa asli aceh singkil ini akan benar-benar punah dalam beberapa generasi ke depan. Ini bukan sekedar kehilangan bahasa, tapi juga kehilangan bagian penting dari sejarah, adat dan budaya masyarakatnya sendiri.

Jadi, dari permasalahan ini saya sangat berharap agar pemerintah bisa mengambil langkah cepat mengatasi permasalahan ini, dapat melakukan langkah-langkah yang dapat mengembalikan kebanggaan masyarakat terhadap bahasa daerah aceh singkil ini.

Menurut pandangan saya hal ini dapat dilakukan dari hal kecil yang sangat menjadi pondasi awal yaitu dari orang tua, orang tua dapat membiasakan kembali berkomunikasi menggunakan bahasa asli aceh singkil  ini dan membiasakan bahasa ingi menjadi bahasa sehari-hari dirumah. Bahkan jika diluar jam pelajaran guru juga dapat menggunakan mengajak siswanya berkomunikasi menggunakan bahasa ini, tanamkan dalam diri bahasa ini adalah bahasa yang sangat unik dan jangan dianggap bahasa ini bahasa yang kampungan yang memunculkan rasa malu. Pemerintah juga dapat membuat program edukasi, perlombaan berbahasa daerah serta bisa juga dimasukkan kedalam kurikulum  pendidikan sebagai mata pelajaran muatan lokal.

Jadi, hilangnya bahasa asli aceh singkil ini bukanlah hanya perubahan kebiasaan berbahasa, melainkan juga ancaman terhadap identitas budaya masyarakat setempat. Rasa malu yang dirasakan generasi muda dalam menggunakan bahasa daerah mereka sendiri merupakan permasalahan yang sangat serius dan harus segera diatasi sebelum berakibat sangat fatal. Kalau tidak ada kesadaraan dan upaya nyata untuk mengembalikan bahasa ini, maka dalam waktu yang tidak lama lagi bahasa asli aceh singkil ini akan hanya menjadi kenangan sejarah. Oleh karena itu sudah saatnya masyarakat terutama generasi muda bangga menggunakan bahasa daerah ini dan kembali aktif menggunakannya agar warisan budaya yang berharga ini tetap lestari dan tidak hilang ditelan zaman.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi

admin

30 Nov 2025

By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi  juga kekayaan budaya  dan  bahasa. Dengan  lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari  Sabang   sampai  Merauke,  bahasa-bahasa  ini merupakan  pilar  utama identitas lokal dan  nasional. Namun,  di tengah  arus  deras globalisasi dan  dominasi bahasa internasional  serta  Bahasa …

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

admin

30 Nov 2025

By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

admin

30 Nov 2025

By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …

Pengembangan Dan Revisi Bahan Ajar Non Cetak

admin

12 Nov 2025

By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Kritis dan Bermakna Melalui Materi Debat

admin

04 Nov 2025

Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …

Pengaruh Tiktok Terhadap Perubahan Tingkah Laku Remaja

admin

04 Nov 2025

By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video  singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …