- Critical ReviewMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 9
- Esai dan OpiniPentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Tengah GempuranGlobalisasi
- Esai dan OpiniPENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT
- Critical ReviewPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
- Esai dan OpiniPERANAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

PERAN KELUARGA, SEKOLAH, DAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM MEMBENTUK AKHLAK DAN KARAKTER ANAK BANGSA DI ERA GEN-Z
By: Siti Sakinah, Kinasha Zaskya Zabiela
Di era digital yang semakin pesat ini, pembentukan akhlak dan karakter kebangsaan pada generasi Z (Gen Z) menjadi tantangan tersendiri bagi berbagai institusi sosial. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi pertama yang sejak lahir telah terpapar teknologi digital dan internet, yang membawa baik peluang maupun tantangan dalam proses pembentukan karakter mereka. Dalam konteks ini, peran tiga pilar utama yakni keluarga, sekolah, dan pendidikan agama menjadi semakin krusial dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Generasi Z, yang lahir di antara tahun 2000-2012, merupakan generasi digital pertama yang tumbuh di tengah arus globalisasi dan teknologi informasi yang massif. Pembentukan akhlak dan karakter kebangsaan mereka memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan tiga pilar utama: keluarga, sekolah, dan pendidikan agama. Keluarga merupakan institusi pertama dan fundamental dalam pembentukan karakter anak. Di era generasi Z, peran keluarga semakin kompleks mengingat tantangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat.
Keluarga merupakan institusi pertama dan paling fundamental dalam pembentukan karakter anak. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kebangsaan sejak dini. Di era Gen Z, peran keluarga menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Keluarga adalah benteng pertama pembentukan nilai-nilai moral dan kebangsaan. Orangtua berperan sebagai teladan utama dalam menanamkan sikap nasionalisme, toleransi, dan etika bermasyarakat. Orang tua dituntut untuk mampu mengimbangi kemampuan digital anak-anak mereka sambil tetap memberikan pengawasan yang tepat. Hal ini mencakup pembatasan waktu penggunaan gadget, pemilihan konten yang sesuai, dan pendampingan dalam bermedia sosial. Orang tua perlu menciptakan keseimbangan antara memberikan kebebasan bereksplorasi di dunia digital sambil tetap menjaga nilai-nilai dan norma yang dianut keluarga. Komunikasi terbuka dalam keluarga menjadi kunci untuk membangun kepercayaan dan mengarahkan anak memahami identitas kebangsaannya. Di tengah kesibukan dan godaan gadget, membangun komunikasi yang efektif dalam keluarga menjadi sangat penting. Orang tua perlu menciptakan waktu berkualitas (quality time) untuk mendengarkan, berdiskusi, dan berbagi pengalaman dengan anak-anak mereka. Melalui komunikasi yang baik, nilai-nilai moral dan karakter kebangsaan dapat ditransmisikan secara lebih efekti.
Sekolah juga memiliki tanggung jawab strategis dalam mengembangkan karakter dan akhlak generasi Z. Kurikulum pendidikan tidak sekadar transfer pengetahuan, melainkan pembentukan karakter yang komprehensif. Mata pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Sejarah memiliki peran krusial dalam menanamkan kesadaran kebangsaan. Praktik pendidikan yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis, toleransi, dan kolaborasi menjadi sangat penting. Metode pengajaran yang interaktif dan berbasis proyek dapat membantu generasi Z memahami kompleksitas kehidupan bermasyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, palang merah remaja, dan kegiatan sosial lainnya dapat menjadi media efektif dalam membentuk karakter kebangsaan. ekolah sebagai institusi pendidikan formal memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter peserta didik. Di era Gen Z, sekolah perlu melakukan berbagai adaptasi dan transformasi untuk dapat menjalankan perannya secara efektif. Sekolah perlu mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran sambil tetap menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kebangsaan. Pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan pemanfaatan media digital dapat menjadi sarana efektif untuk mencapai tujuan ini. Pengembangan Program Karakter di Sekolah perlu merancang dan mengimplementasikan program pendidikan karakter yang komprehensif dan relevan dengan karakteristik Gen Z. Program ini harus mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi mereka. Penciptaan Lingkungan Kondusif di Sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter, termasuk melalui pemberian teladan oleh para pendidik, penegakan aturan yang konsisten, dan penciptaan budaya sekolah yang positif
Peran Pendidikan agama memiliki kontribusi signifikan dalam membentuk akhlak mulia dan karakter kebangsaan. Ajaran agama memberikan fondasi moral dan etika yang kuat. Nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, dan cinta tanah air dapat dikembangkan melalui pemahaman keagamaan yang komprehensif. Pendidikan agama tidak hanya berkutat pada ritual ibadah, namun juga pembentukan karakter yang berkeadaban. Konsep-konsep seperti musyawarah, gotong royong, dan saling tolong-menolong merupakan bagian integral dari ajaran agama. Pemahaman agama yang inklusif dan moderat dapat mencegah radikalisme dan intoleransi yang kerap mengancam persatuan bangsa. Modernisasi Metode Pembelajaran Pendidikan agama perlu mengadopsi metode pembelajaran yang lebih interaktif dan relevan dengan generasi digital. Penggunaan multimedia, diskusi kritis, dan pendekatan kontekstual dapat membuat pembelajaran agama lebih menarik dan bermakna. Penguatan Nilai Universal di Pendidikan agama perlu menekankan nilai-nilai universal seperti toleransi, kasih sayang, dan kemanusiaan, sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip fundamental agama. Hal ini penting untuk membangun karakter kebangsaan yang inklusif dan toleran. Integrasi dengan Kehidupan
Modern dalam Pendidikan agama harus mampu menunjukkan relevansi ajaran agama dalam menghadapi tantangan kehidupan modern, termasuk isu-isu kontemporer seperti penggunaan media sosial, relasi antarbudaya, dan perubahan sosial.
Tantangan dan Strategi Generasi Z menghadapi tantangan kompleks dalam pembentukan karakter merupakan arus informasi global yang massif, pengaruh media sosial yang kuat, perubahan struktur sosial yang cepat. Generasi Z yang lahir di era digital memiliki karakteristik unik. Mereka tumbuh dengan akses informasi tanpa batas, kemampuan teknologi yang tinggi, dan pola pikir yang lebih terbuka. Namun, di sisi lain, mereka rentan terhadap pengaruh negatif media sosial, konsumsi konten yang tidak terkontrol, dan tantangan identitas personal yang semakin kompleks. Strategi yang perlu dikembangkan adalah pendekatan multidimensional yang melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas serta pengembangan literasi digital yang kritis, dan enguatan nilai-nilai kearifan lokal dalam konteks global. Generasi Z bukan sekadar generasi digital, melainkan generasi yang diharapkan mampu menjadi agen perubahan positif bagi bangsa Indonesia.
Pendidikan agama bukanlah sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses transformasi spiritual dan moral. Dalam konteks generasi Z, perannya semakin vital untuk membentuk generasi yang berkarakter, berkebangsaan, dan bermartabat. Mereka terpapar oleh informasi yang melimpah, interaksi sosial yang luas melalui media sosial, serta perubahan nilai dan norma yang cepat. Dalam konteks ini, pendidikan agama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk akhlak dan karakter bangsa. Melalui pendidikan agama, Generasi Z dapat dibekali dengan nilai-nilai moral yang kuat, yang menjadi landasan dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat.
Keberhasilan pembentukan akhlak dan karakter kebangsaan pada Gen Z membutuhkan sinergi yang kuat antara keluarga, sekolah, dan pendidikan agama. Beberapa strategi yang dapat diterapkan melalui Komunikasi Intensif Perlu ada komunikasi yang intensif antara orang tua, sekolah, dan pendidik agama untuk memastikan konsistensi dalam penanaman nilai dan pembentukan karakter. Program Terpadu Pengembangan program-program terpadu yang melibatkan ketiga institusi ini, seperti kegiatan sosial bersama, program mentoring, dan proyek komunitas. Evaluasi Berkelanjutan Perlu dilakukan evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas program pembentukan karakter, dengan melibatkan input dari semua pemangku kepentingan.
Kesimpulannya adalah keberhasilan pendidikan agama tidak diukur dari kemampuan hafalan ritual, melainkan dari kualitas akhlak dan kontribusi positif siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Membentuk akhlak dan karakter kebangsaan generasi Z membutuhkan
sinergi antara keluarga, sekolah, dan pendidikan agama. Pendekatan holistik, komprehensif, dan berkelanjutan menjadi kunci utama dalam mempersiapkan generasi yang berkarakter, bermoral, dan mencintai tanah air. Sinergi Antara Keluarga dan Sekolah: Kerjasama antara keluarga dan sekolah sangat penting dalam membentuk karakter dan akhlak anak-anak Generasi Z. Pendidikan Agama sebagai Pilar: Pendidikan agama berfungsi sebagai pilar dalam membentuk karakter kebangsaan yang kuat, yang sangat dibutuhkan di era digital saat ini. Tanggung Jawab Bersama: Semua pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk mendidik generasi muda agar menjadi individu yang berakhlak dan berkarakter. Orangtua perlu bijak membimbing anak dalam menghadapi konten digital yang beragam. Pembentukan akhlak dan karakter kebangsaan pada Gen Z merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan adaptif. Keluarga, sekolah, dan pendidikan agama harus mampu beradaptasi dengan karakteristik dan kebutuhan Gen Z, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai fundamental yang hendak ditanamkan. Melalui sinergi yang kuat antara ketiga pilar ini, diharapkan dapat terbentuk generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan karakter kebangsaan yang kuat. Tantangan terbesar dalam upaya ini adalah memastikan bahwa nilai-nilai yang ditanamkan tidak hanya dipahami secara kognitif, tetapi juga terinternalisasi dan termanifestasi dalam perilaku sehari-hari. Hal ini membutuhkan komitmen jangka panjang, kesabaran, dan ketekunan dari semua pihak yang terlibat. Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, kita dapat optimis bahwa Gen Z akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya unggul dalam penguasaan teknologi, tetapi juga memiliki fondasi moral dan karakter kebangsaan yang kokoh.
admin
30 Nov 2025
By: Fitriani Saragih. Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya raya, tidak hanya akan sumber daya alam, tetapi juga kekayaan budaya dan bahasa. Dengan lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahasa-bahasa ini merupakan pilar utama identitas lokal dan nasional. Namun, di tengah arus deras globalisasi dan dominasi bahasa internasional serta Bahasa …
admin
30 Nov 2025
By: Rizki Rahmat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Salah satu fenomena sosial terluas di abad ke-21 adalah media sosial,seperti Instagram, TikTok, X, dan Facebook. Seringkali dikenal dengan nama X (dibaca Twitter),media sosial berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun, itu juga membentuk perilaku dan cara berpikir yang membentuk masyarakat. Saya …
admin
30 Nov 2025
By: Khairun Nisa Dalam media pembelajaran merupakan komunikasi antara seorang guru dan siswa melalui sebuah alat dan Teknik (Ramadhan,2020). Proses pembelaajaran di sekolah dapat menjadi efektif Ketika komunikasi dan berinteraksi anatra guru dan siswa menggunakan sebuah media pembelajaran berupa alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran. Media juga berfungsi sebagai alat untuk …
admin
12 Nov 2025
By: Lola Musfira. Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia Pendidikan, terutama dalam cara guru menyajikan materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagai salah satu mata pelajaran inti, kini tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan teori kebahasaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Salah satu materi yang saya ambil …
admin
04 Nov 2025
Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia sering kali dilihat hanya sebagai upaya melatih kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa yang benar. Namun, di balik struktur kalimat dan diksi yang tepat, mata pelajaran ini memegang peran krusial dalam pembentukan nalar dan karakter. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi opini saat ini, kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi secara …
admin
04 Nov 2025
By: Mawaddah Rahmah. Di tengah dunia yang bergerak secepat guliran jempol di layar ponsel, TikTok muncul sebagai ruang baru tempat para remaja belajar mengenal dunia, dan mungkin, mengenal dirinya sendiri. Setiap tarian, potongan musik, dan video singkat menjadi semacam bahasa yang dipahami generasi sekarang, bahasa tanpa buku teks, tapi penuh makna sosial. Di ruang digital …
18 Dec 2024 2.217 views
By: Siti Nurhalija, Rizky Fadhilah Filsafat pendidikan merupakan cabang filsafat yang berfokus pada kajian tentang hakikat pendidikan, termasuk tujuan, nilai, dan praktiknya. Sebagai disiplin ilmu, filsafat pendidikan berusaha memahami dan menjawab pertanyaan mendasar tentang apa itu pendidikan, mengapa pendidikan penting, dan bagaimana proses pendidikan seharusnya dilakukan. Filsafat pendidikan tidak hanya bertumpu pada teori, tetapi …
03 Jan 2025 1.041 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, tim dosen dari berbagai program studi di Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan, yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Studi Ekonomi Manajemen, Program Studi Pendidikan Fisika, dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu …
03 Jan 2025 989 views
Inoe Kamis, 19 Desember 2024, bersama tim dosen dari Fakultas Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah Medan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMP Plus Kasih Ibu Patumbak. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemanfaatan teknologi digital. Bertajuk “Sosialisasi Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Proyek dan …
Comments are not available at the moment.